Angklung Angklung adalah alat musik multitonal yang berkembang dari masyarakat Sunda. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Angklung yang digunakan memiliki fungsi pada tradisinya, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan
Angklung jenis ini dikenalkan pertama kali oleh Daeng Soetigna tahun 1938. Apa yang dilakukan Daeng sebenarnya sangat sederhana.
Jenis Angklung yang ada di Jawa Barat adalah sebagai berikut :
- Angklung Baduy.
- Angklung Dogdog Lojor.
- Angklung Gubrag.
- Angklung Badeng.
- Angklung Buncis.
- Angklung Bungko.
- Angklung Soetigna.
Selain itu angklung juga mempunyai fakta menarik lainnya, seperti:
- Pemacu semangat perang. Pada masa penjajahan Portugis hingga Belanda, angklung banyak dimainkan masyarakat sebagai pemacu semangat melawan penjajah.
- Diperlukan waktu khusus untuk memotong bambu.
- Masuk kurikulum pendidikan di beberapa negara.
